Peristiwa alam kekeringan sering terjadi di Indonesia yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Kekeringan yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Penyimpangan iklim, menyebabkan produksi uap air dan awan di sebagian Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke rendah atau sebaliknya. Ini semua menyebabkan penyimpangan iklim terhadap kondisi normalnya. Jumlah uap air dan awan yang rendah akan berpengaruh terhadap curah hujan, apabila curah hujan dan intensitas hujan rendah akan menyebabkan kekeringan.
Kekeringan juga dipengaruhi oleh adanya gangguan hidrologis seperti terjadinya degradasi Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama bagian hulu mengalami alih fungsi lahan dari bervegetasi menjadi non vegetasi yang menyebabkan terganggunya sistem peresapan air tanah; Kerusakan hidrologis daerah tangkapan air bagian hulu menyebabkan waduk dan saluran irigasi terisi sedimen, sehingga kapasitas tampung air menurun tajam; Rendahnya cadangan air waduk yang disimpan pada musim penghujan akibat pendangkalan menyebabkan cadangan air musim kemarau sangat rendah sehingga memicu terjadinya kekeringan.
Dampak terjadinya kekeringan antara lain produksi tanaman turun/rendah/puso bahkan menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan petani; Karena produksi rendah secara riil mengalami kerugian material maupun finansial yang besar dan bila terjadi secara luas, akan mengancam ketahanan pangan nasional; menyebabkan terganggunya hidrologis lingkungan yang berakibat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau.
A. Struktur Teks Laporan
Teks laporan hasil pengamatan yaitu karangan yang memaparkan suatu fenomena atau kejadian berdasarkan hasil pengamatan. Struktur teks laporan hasil pengamatan dapat dibagi menjadi: Pernyataan umum atau klasifikasi yang berisikan pernyataan umum atau gambaran global mengenai apa yang akan dibahas dalam teks tersebut. Anggota/aspek yang dilaporkan berisi rincian atau gambaran khusus mengenai obyek yang dibahas. Berikut ini contoh teks laporan hasil observasi tentang peristiwa kekeringan.
Struktur | Kalimat |
Pernyataan umum atau klasifikasi | Kekeringan adalah keadaan kekurangan air yang sangat ekstrem dalam waktu lama. Kekeringan timbul tanpa dapat diprediksi secara tepat. |
Anggota/aspek yang dilaporkan | Di Indonesia hujan turun secara tidak merata meskipun pada umumnya hujan terjadi di seluruh wilayah negeri. Ada daerah yang lebih mendapatkan curah hujan dan ada pula daerah yang kurang mendapatkan curah hujan. Selain itu, hujan tidak terjadi dalam waktu yang bersamaan. Di wilayah barat, hujan sudah turun, tetapi di wilayah timur belum. |
Anggota/aspek yang dilaporkan | Kekeringan dapat disebabkan karena akibat alamiah dan akibat ulah manusia. Akibat alamiah contohnya curah hujan yang tidak merata, kekurangan pasokan air, dan berhubungan dengan kekurangan lengas tanah. Akibat ulah manusia contohnya adalah Kebutuhan air lebih besar daripada pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan pengguna terhadap pola tanam atau pola penggunaan air. |
Anggota/aspek yang dilaporkan | Akibat kekeringan adalah efek yang ditimbulkan dari sebab sebab yang menjadikan kekeringan. contohnya adalah timbulnya berbagai wabah penyakit. Produksi tanaman turun/rendah/puso bahkan menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan petani. Kekeringan juga menyebabkan terganggunya hidrologis lingkungan yang berakibat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau. Berkurangnya pasokan air, sehingga mengubah lingkungan sekitar yang kekeringan dan pola kompetisi di lingkungan tersebut. Adanya warga yang berebut air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. |
Anggota/aspek yang dilaporkan | Berdasarkan klasifikasi kekeringan tersebut, maka prioritas penanggulangan bencana kekeringan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah. Khusus untuk kekeringan yang disebabkan oleh ketidaktaatan para pengguna air dan pengelola prasarana air, diperlukan komitmen dari semua pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang sudah ditetapkan. Kepada masyarakat perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif, sehingga memahami dan melaksanakan pola pengguna air sesuai peraturan/ketetapan. |
B. Menanggapi Isi Teks Laporan
Tanggapan terhadap sebuah laporan hasil observasi dapat disampaikan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, tanggapan atau pendapat, dan dapat pula masukan-masukan. Tanggapan yang diberikan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Pengajuan Pertanyaan
Setelah laporan hasil observasi disampaikan, ajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan laporan tersebut. Pertanyaan yang diajukan dapat berpedoman kata tanya kapan, di mana, siapa, apa, bagaimana, atau mengapa. Atau lebih sering dikenal dengan 5W1H. Dengan berpedoman pada kata tanya tersebut, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan lebih lengkap sehingga akan diperoleh gambaran yang lengkap dan menyeluruh seputar laporan hasil observasi itu.
Berikut ini contoh bentuk pertanyaan yang dapat diajukan terhadap suatu laporan hasil observasi.
- What (apa) : Apa saja penyebab peristiwa kekeringan tersebut?
- Who (siapa) : Siapa yang bertanggungjawab menanggulangi peristiwa tersebut?
- When (kapan) : Kapan peristiwa kekeringan terjadi?
- Where (di mana) : Di mana peristiwa kekeringan tersebut terjadi?
- Why (mengapa) : Mengapa peristiwa kekeringan terjadi di Indonesia?
- How (bagaimana) : Bagaimana cara mengatasi dampak kekeringan?
2. Pemberian Masukan
Ada kalanya laporan yang disampaikan secara lisan itu terdapat hal-hal yang kurang logis, kurang lengkap, atau kurang sempurna. Agar laporan tersebut menjadi logis, lengkap, dan sempurna, perlu diberikan masukan-masukan berupa ide-ide kreatif atau solusi. Masukan hendaknya bersifat positif dan membangun. Sampaikan masukan tadi dengan bahasa yang santun dan komunikatif sehingga pelapor menyadari kelemahan atau kekurangan dari laporan perjalanan yang disampaikan.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada kegiatan menanggapi laporan hasil observasi secara lisan adalah sebagai berikut.
- Mencatat pokok-pokok laporan
- Menganalisis kelebihan dan kekurangan laporan yang didengarkan dengan menunjukkan bukti pendukung
- Segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian halnya dengan laporan yang disampaikan oleh seseorang. Sebuah laporan yang disampaikan secara lisan dapat ditemukan kelebihannya, misalnya kelengkapan isinya atau keruntuntannya. Sebaliknya, kekurangannya juga dapat ditemukan, misalnya, isinya yang kurang lengkap, bahasanya sulit dipahami, atau laporan tidak runtut dan terputus-putus.
- Mampu menceritakan kembali laporan yang didengar dengan tingkat perbedaan rendah dari laporan yang sebenarnya.